Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Pada tahun 1529 terjadi Perang antara Portugis dan Tidore. Perang disebabkan oleh Portugis yang menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih dari Tidore. Tindakan ini memicu amarah penguasa Tidore. Dan bersama rakyat, Tidore menyatakan perang. Dalam peperangan Portugis memperoleh kemenangan karena bantuan dari Ternate dan Bacan. Kemenangan pun bertambah setelah Portugis melakukan perjanjian saragosa (1529). Kemenangan ini menyebabkan Portugis leluasa menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Maluku.

Selain menerapkan monopoli, Portugis ikut mencampuri urusan dalam negeri kesulitan Ternate karena mencampuri urusan tersebut Portugis memancing amarah rakyat Ternate. Pada masa Sultan Hairun (1534-1570), rakyat Ternate bangkit melakukan perlawanan terhadap Portugis dibawah pimpinan Sultan Hairun.

Dalam menghadapi perlawanan sultan Hairun, Gubernur Portugis di Maluku, Lopez de Mesquita mengajukan perundingan damai kepada Sultan Hairun. Akan tetapi, dalam perundingan tersebut Portugis melakukan kecurangan dengan membunuh Sultan Hairun. Peristiwa pembunuhan sultan Hairun membuat amarah semakin memuncak. Bahkan, rakyat Maluku bersatu melawan Portugis.

Perlawanan tersebut selanjutnya dipimpin oleh Sultan Babullah (1570-1583). Dalam peperangannya Sultan Babullah menyerang pos-pos perdagangan dan pertahanan Portugis di Maluku. Benteng Sao Paulo dikepung selama 5 tahun dan strategi tersebut berhasil memukul mundur Portugis dari Ternate 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Pemerintahan Presiden B.J.Habibie, (The Period of Government of President B.Jababie )

Peran Sutan Syahrir ( Sutan Syahrir's role )

Penyebab Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said