Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Masa Pemerintahan Raffles

Pada masa pemerintahannya, raffles mengganti sistem kepemilikan tanah dari raja dan penguasa lokal menjadi pemilik pemerintah kolonial. Artinya, pemerintah berhak menyewakan tanah tersebut. Sistem sewa tanah yang diterapkan Raffles mendorong pemerintah kolonial menerapkan pajak tanah. Selanjutnya, hasil dari pajak tanah tersebut digunakan untuk mengisi kas pemerintah kolonial.  Dalam perkembangannya sistem sewa tanah memberikan peluang ekonomi yang didukung kepastian hukum usaha sehingga muncul perdagangan bebas. Dari hal tersebut, perdagangan bebas menyebabkan sistim ekonomi uang di Hindia Belanda ( ekonomi swadaya ) berubah menjadi sistim komersial. Sistim sewa tanah yang dilakukan Raffles memberatkan rakyat. Untuk menyewa tanah, sebagian rakyat bergantung pada rentenir Tionghoa. Dampaknya, rakyat terlilit hutang dan tidak mampu membayarnya.

Masa Kekuasaan VOC di Indonesia

Sejak kedatangannya di Indonesia, kondisi pemerintahan di beberapa kerajaan lokal di Indonesia mengalami perubahan. Perubahan terlihat dari pergantian kekuasaan di lingkungan kerajaan. VOC yang mulanya hanya berniat melakukan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lokal, dalam perkembangannya mulai campur tangan dalam proses pengangkatan raja atau putra mahkota, bahkan menerapkan politik adu domba untuk memecah belah keluarga kerajaan. Kondisi pemerintahan yang tidak stabil memudahkan kolonial memegang kendali pemerintahan kerajaan. Penguasa kolonial sering mengambil keuntungan dari kerajaan yang bersedia diajak bekerja sama. Bahkan, penguasa lokal tidak memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Dapat disimpulkan bahwa, masa kekuasaan VOC awal dari masa Kolonialisme di Indonesia karena pribumi dan rakyat menjadi bawahan penguasa kolonial. Pada masa kekuasaan VOC, jabatan tertinggi dipegang oleh gubernur jendral.

Perang Puputan

Peristiwa yg berada di Bali. Menghadapi rakyat Bali, Belanda mengerahkan ekspedisi militer secara besar-besaran. Ekspedisi pertama dilakukan pada tahun 1846 dengan kekuatan 1.700 tentara. Pada serangan pertama pasukan Belanda mengalami kegagalan. Untuk menghadapi ekspedisi Belanda, I Gusti Ketut Jelantik membangun benteng di Jagaraga. Kegagalan tersebut membuat Belanda membuat ekspedisi yang ke dua pada tahun 1848. Pertempuran berkobar di sekitar benteng  jagaraga. Dalam pertempuran ini pasukan Belanda gagal menaklukkan benteng jagaraga. Pada ekspedisi ke tiga tahun 1849 Belanda mengerahkan pasukan yang lebih besar yaitu 4.000 tentara dengan 3.000 pasukan tenaga pengangkut. Untuk menghadapi Belanda yg dengan kekuatan lebih besar, I Gusti Ketut Jelantik bersama pasukannya mengobarkan semangat Perang Puputan. Puputan yang dimaksud adalah perang sampai dengan titik darah penghabisan. Dalam perlawanannya I Gusti Ketut Jelantik lebih memilih gugur di Medan peperangan dari pada menyer

Latar Belakang Perang Diponegoro

Pada saat itu raja hanya menjadi simbol untuk mengesahkan kebijakan yang ingin diterapkan pemerintah kolonial Belanda. Dapat dikatakan, kebijakan politik keraton sepenuhnya dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1822 pangeran Diponegoro diangkat menjadi wali kerajaan mendampingi sultan Hamengkubuwono V yang baru berusia tiga tahun. Sejak awal pengangkatannya sebagai wakil kerajaan, Belanda khawatir dengan kekuasaan pangeran Diponegoro di kesultanan Yogyakarta. Oleh karena itu, Belanda mengangkat Patih Danurejp untuk menjalankan pemerintahan kesultanan Yogyakarta. Tindakan tersebut memancing kemarahan pangeran Diponegoro. Oleh karena situasi tersebut, pangeran Diponegoro memilih pergi dari keraton dan sebagai rakyat biasa. Kemarahan pangeran Diponegoro semakin bertambah ketika Patih danurejo memerintahkan pematokan tanah milik Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa izin. Pemasangan patok ( anjir)  direncanakan untuk menyingkirkan pangeran Diponegoro. Amarah pangera

Perang Padri

Perlawanan bermula dari konflik internal masyarakat Minangkabau yang melibatkan kaum ulama dan kaum adat. Kaum baru pulang dari menunaikan ibadah haji pada awal abad XIX. Mereka biasa menggunakan jubah putih, berserban, dan memanjakan janggut. Oleh karena terdiri dari kaum ulama, Belanda menyebutnya kaum Padri. Sementara itu, kaum adat kelompok yang masih memegang teguh adat dan menjalankan kebiasaan lama seperti  minuman-minuman keras berjudi dan menyabung ayam. Konflik intern masyarakat Minangkabau juga tidak lepas dari perbedaan pandangan mengenai ajaran Islam. Melihat kebiasaan kaum adat, kaum Padri berusaha memurnikan ajaran agama Islam. Semua gerakan kaum Padri tersebut dipimpin oleh tuanku Nan Renceh, kemudian digantikan oleh Datuk bendahro, tuanku Pasaman, dan Malim basa. Diantara pemimpin tersebut tokoh yg paling terkenal adalah Malim basa yang dikenal sebagai tuanku imam Bonjol. Ia mampu mengobarkan semangat perlawanan terhadap kaum adat demi memperbaiki moral masyarakat a

Latar Belakang Perlawanan Pattimura

Di bawah pemerintahan Inggris, kehidupan penduduk Indonesia, termasuk Maluku mulai membaik. Usaha yang dilakukan pemerintah Inggris untuk memperhatikan kemakmuran rakyat ini diwujudkan melalui kebijakan penghapus kerja rodi dan penyerahan wajib, pembelian rempah-rempah secara tunai, serta pemberian kebebasan lebih besar kepada penduduk untuk berniaga. Keadaan ini tidak lama, Berdasarkan Traktat London Inggris harus mengembalikan wilayah kekuasaan Belanda. Setelah Belanda kembali berkuasa, Belanda menerapkan kembali kebijakan-kebijakan lama yang memberatkan rakyat dan membuat menderita rakyat Maluku. Selain kewajiban-kewajiban, tuntutan Belanda kepada nelayan agar membuat perahu orambai   dirasa sangat memberatkan. Kondisi rakyat yang tertindas semakin tidak menentu setelah munculnya desas-desus perekrutan para mepuda untuk dijadikan tentara di Maluku Utara. Kondisi inilah yang melatarbelakangi perlawanan rakyat Maluku terhadap pemerintah kolonial Belanda.

Penyebab Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said

Penyerahan wilayah sekitar pantai Utara pulau Jawa kepada VOC menimbulkan persoalan baru. Penyerahan tersebut menyebabkan pemasukan upeti kerajaan menurun dan Mataram kehilangan kekuatan di pesisir Utara. Keberadaan VOC di pantai Utara juga menyebabkan penderitaan rakyat. Oleh karena itu, Raden Mas Said melakukan pemberontak terhadap kerajaan Mataram dan VOC. Perlawanan Raden Mas Said cukup merepotkan Mataram dan VOC. Pasukan Mataram yang dibantu oleh VOC merasa kewalahan mengatasi perlawanan Raden Mas Said tersebut. Dalam kondisi demikian, pakuwubono II akhirnya membuat sayembara. Dan serentak pangeran Mangkubumi dan pasukannya segera menuju Sukowati untuk menumpas pasukan Raden Mas Said. Akhirnya pangeran Mangkubumi berhasil memadamkan pemberontakan tersebut. Keberhasilan pangeran Mangkubumi menumpas perlawanan Raden Mas Said memberikan hak bagi dirinya untuk menerima hadiah atas tanah di Sukowati. Akan tetapi, janji pakuwubono II tidak ditepati karena bujukan Patih pringgoloyo.

Serangan VOC Terhadap Makassar

Upaya VOC menghancurkan Makassar dimulai dengan menyerang pelabuhan Somba Opu. Pada tahun 1634 VOC membelokade pelabuhan Somba Opu. Akan tetapi, usaha ini gagal karena kapal Makassar berukuran kecil sehingga dengan gesit mencari jalur baru. Pada tahun 1654 VOC kembali menyerang Makassar tetapi mengalami kegagalan karena rakyat Makassar memberi perlawanan sengit di bawah pimpinan Sultan Hasanuddin. Dan pada tahun 1666 VOC mengerahkan armada yang untuk menahlukan Makassar. Pertempuran antara rakyat Makassar dengan VOC berlangsung sangat sengit. Untuk menghadapi pertempuran tersebut VOC menggalang kerjasama dengan Bugis yang bernama Aru Pakala. Akhirnya pasukan Aru Pakala berhasil menguasai pertahanan Gowa di Barombang. VOC memaksa sultan Hassanudin menandatangani perjanjian bongaya yg berisi yaitu: 1) VOC memperoleh hak monopoli rempah-rempah di Makassar 2) VOC boleh mendirikan benteng pertahanan di Makassar 3) Wilayah kekuasaan kerajaan Gowa-Tallo di luar Makassar menjadi milik VOC

Perkembangan Agama Kristen dan Katolik di Indonesia

Agama katolik di Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis. Portugis menyebarkan agama katolik di Maluku. Selain bangsa Portugis, bangsa Spanyol berperan dalam penyebaran agama katolik di kabupaten Maluku. Seorang Misionaris Spanyol bernama St. Franciscus Xaverius (1506-1552). Mengunjungi Ambon, Ternate, dan Halmahera antara tahun 1547. Misi yang disebarkan oleh Franciscus Xaverius berhasil menarik banyak pengikut. Diperkirakan mencapai 10.000 pemeluk agama katolik di kepulauan Maluku pada tahun 1560-an. Pada tahun 1590-an jumlah nya meningkat mencapai 50.000-60.000 orang. Sementara itu bangsa Belanda menyebarkan agama Kristen protestan di Indonesia. Dalam perkembangannya misionaris Kristen protestan memusatkan aktivitas penyebaran agamanya ke daerah-daerah pedalaman yang belum tersentuh Islam. Salah satu penyebar agama Kristen protestan pada masa penjajahan adalah misionaris dari Jerman yang bernama Ludwig I Nomensen. Agama Kristen juga berkembang di pulau Jawa. Perkembangannya dit

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis

Pada tahun 1529 terjadi Perang antara Portugis dan Tidore. Perang disebabkan oleh Portugis yang menembaki jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih dari Tidore. Tindakan ini memicu amarah penguasa Tidore. Dan bersama rakyat, Tidore menyatakan perang. Dalam peperangan Portugis memperoleh kemenangan karena bantuan dari Ternate dan Bacan. Kemenangan pun bertambah setelah Portugis melakukan perjanjian saragosa (1529). Kemenangan ini menyebabkan Portugis leluasa menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Maluku. Selain menerapkan monopoli, Portugis ikut mencampuri urusan dalam negeri kesulitan Ternate karena mencampuri urusan tersebut Portugis memancing amarah rakyat Ternate. Pada masa Sultan Hairun (1534-1570), rakyat Ternate bangkit melakukan perlawanan terhadap Portugis dibawah pimpinan Sultan Hairun. Dalam menghadapi perlawanan sultan Hairun, Gubernur Portugis di Maluku, Lopez de Mesquita mengajukan perundingan damai kepada Sultan Hairun. Akan tetapi, dalam per

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap VOC

Kemenangan Sultan Baabulah menyebabkan Portugis memindahkan markasnya ke Ambon. Meskipun demikian Portugis tidak berlangsung lama. Pada tahun 1605 VOC berhasil mengusir Portugis dari Ambon. Dalam perkembangannya, keberadaan VOC di Maluku juga dapat perlawanan. Perlawanan ini terjadi karena VOC menerapkan praktik monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada tahun 1635-1646 menghadapi serangan sporadis dari rakyat Hitu dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi dan perlawanan ini bahkan meluas sampai Ambon. Selanjutnya, pada tahun 1950 rakyat Ternate di bawah pimpinan Kecil Said juga melakukan perlawanan terhadap VOC. Pada 1680 VOC berhasil menjadikan Tidore sebagai salah satu vassal-nya. Akan tetapi, penempatan Tidore sebagai vassal ( daerah bawahan ) menimbulkan reaksi keras dari Sultan Nuku. Dan kebencian sultan Nuku terhadap VOC memuncak karena VOC ikut mencampuri suksesi kerajaan. VOC mengangkat putra alam sebagai sultan, tindakan ini menyalahi terasosiasi kerajaan dan membuat sultan Nuku

Pakta Warsawa

Apa itu Pakta Warsawa,? Pakta Warsawa yaitu sebuah sistim pertahanan. Pada 14 mei 1955 Uni Soviet dan negara-negara blok timur menandatangani pembentukan suatu Pakta pertahanan di Warsawa, Polandia. Dan disebut juga dengan Pakta Warsawa atau Pact Of Mutual Asisstence and Unifield Command ( PMAUC), yang digagas oleh Nikita Khrushchev yang dilatarbelakangi oleh peristiwa integrasi Jerman barat dalam NATO melalui ratifikasi persetujuan Paris. Pakta Warsawa dibentuk untuk tujuan mengimbangi keberadaan NATO dan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman NATO. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Bulgaria, Rumania, Jerman timur, Hungaria, Polandia, dan Cekoslovakia. Anggota tersebut bersepakat ketika salah satu anggota jika diserang lawan dan tidak campur tangan dalam urusan internal anggotanya maka Pakta Warsawa akan membela. Pada 1980 Pakta Warsawa dilanda masalah perlambangan ekonomi. Pada akhirnya 1980-an perubahan politik di sebagian negara anggota menyebabkan tidak e

Organisasi "North Atlantic Treaty Organization (NATO)

Pada 4 April 1949 para menteri luar negeri dari Amerika Serikat, Prancis, belanBe, Belgia, Luksemburg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark, dan Norwegia menandatangani perjanjian pembentukan sebuah Pakta pertahanan. Pakta pertahanan tersebut diberi nama NATO. Dan tujuannya adalah melindungi anggotanya dari ancaman Uni Soviet. Dalam sistim keanggotaan NATO terdapat istilah partner countries, partner countries adalah cara NATO mengajak negara-negara lain yang tidak menandatangani North Atlantic Treaty turut bergabung dalam mengatasi tantangan" yang dihadapi sesama. Selain itu NATO bekerja sama dengan negara partner countries menciptakan keamanan bagi dunia internasional. Pengambilan keputusan dalam organisasi NATO menggunakan konsep konsesus. Setiap keputusan yang diambil harus didasarkan kesepakatan bersama dari para anggota. Sebagai bentuk pertemuan rutin, diadakan konferensi tingkat tinggi atau summit yang dihadiri oleh para kepala negara. Konferensi tersebut diada

Perintis Gerakan Non Blok

Dasasila Bandung dan semangat Bandung yg menjadi landasan pemikiran para peserta KAA untuk bergabung dalam suatu ikatan bernama gerakan non blok. Pembentukan gerakan non blok dicanangkan dalam konferensi tingkat tinggi (KAA) yang diselenggarakan di Beograd, Yugoslavia pada 1961. Indonesia pun berkontribusi sebagai salah satu negara pengundang dalam KAA I GNB di Beograd tersebut. Peran penting pada tahun 1955 bagi pembentukan gerakan non blok (GNB) menunjukkan keterlibatan Indonesia. Presiden Soekarno bersama presiden Joseph Broz Tito Yugoslavia, Gamal Abdul Nasser Mesir, Jawaharlal Nehru indah, dan Kwame Nkrumah Ghana. mewakili Indonesia berperan sebagai pendiri gerakan non blok Tujuan utama pembentukan GNB adalah menghindari persaingan antara blog barat dan blok timur. Asas gerakan GNB sebagai berikut: 1) GNB bukan suatu blok tersendiri dan tidak tergabung dalam blok yang saling bertentangan 2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang gerakannya tidak pasif 3) GNB beru