Peran Sutan Syahrir ( Sutan Syahrir's role )


     Sutan Syahrir iya merupakan salah satu tokoh muda yang berperan penting dalam persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan sesudahnya. Perjuangan Sutan Syahrir tidak berhenti setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Saat usianya mencapai atau menginjak 36 tahun, Sutan Syahrir diangkat menjadi perdana menteri. Dan Sutan Syahrir merangkap jabatannya sebagai menteri luar negri inilah yang menyebabkan Sutan Syahrir konsisten memperjuangkan pengakuan kedaulatan republik Indonesia lewat jalur diplomasi.

Tidak mudah melewati nya jalan diplomasi yang ditempuh Sutan Syahrir semakin berliku ketika Belanda melancarkan agresi militer 1 pada 21 Juli 1947. Meski aksi Belanda berhasil memblokade Indonesia dari luar negeri. Sutan Syahrir mampu meloloskan diri ke luar negeri. Sutan Syahrir kemudian menghadiri inter-asia Relations Confrence di new Delhi,India untuk mengumpulkan sikap supaya mendukung perjuangan bangsa Indonesia.

Pada Agustus 1947 Sutan Syahrir menghadiri sidang PBB di lake success, Amerika serikat.
Sutan Syahrir pun berdebat dengan menteri luar negeri Belanda, E.N. Van Kleffens. Adapun Van Kleffens mengidentikkan republik Indonesia sebagai mikrofon radio. Sutan Syahrir pun membalas ejekannya dengan mengatakan bahwa republik Indonesia sudah memiliki kelengkapan negara yang sah seperti pemerintahan, wilayah, dan tentara. Dan dari surat kabar  the new York Herald bahwa pidato Sutan Syahrir merupakan salah satu pernyataan yang paling mengesankan di lake success.

Into English


Sutan Syahrir was one of the young figures who played an important role in the preparation of the proclamation of Indonesian independence and the struggle afterwards. Sutan Syahrir's struggle did not stop after Indonesia's independence on August 17, 1945. When he reached 36 years of age, Sutan Syahrir was appointed prime minister. And Sutan Syahrir concurrently served as minister of foreign affairs, which caused Sutan Syahrir to consistently fight for the recognition of the sovereignty of the Republic of Indonesia through diplomatic channels.

It was not easy to pass the diplomatic path taken by Sutan Syahrir increasingly winding when the Dutch launched military aggression 1 on July 21, 1947. Although the Dutch action succeeded in blocking Indonesia from abroad. Sutan Syahrir was able to escape abroad. Sutan Syahrir then attended the Inter-Relations Conference in New Delhi, India to gather attitudes to support the Indonesian nation's struggle.

In August 1947 Sutan Syahrir attended a UN session in lake success, the United States.
Sutan Syahrir also debated with the Dutch foreign minister, E.N. Van Kleffens. The Van Kleffens identifies the Republic of Indonesia as a radio microphone. Sutan Syahrir also replied to his ridicule by saying that the Indonesian republic had a complete set of legitimate countries such as government, territory and army. And from the new York Herald newspaper, Sutan Syahrir's speech was one of the most impressive statements in Lake Success.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masa Pemerintahan Presiden B.J.Habibie, (The Period of Government of President B.Jababie )

Penyebab Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said